Bincang Santai bersama @PsikologID tentang Cinta

Setelah sukses menarik perhatian dari kalangan remaja melalui buku perdananya yang berjudul Who Am I?, kini @PsikologID menghadirkan buku keduanya Love Is You! terbitan Tangga Pustaka. Pada buku keduanya, @PsikologID mengajak kamu untuk mengenali diri sendiri secara personal. Seperti apa buku ini sebenarnya? Berikut adalah petikan wawancara bersama @PsikologID.

 

psikologidBagaimana perasaan Anda setelah buku kedua ini terbit?
Bagi saya, menerbitkan buku kedua seperti sebuah perjalanan yang menyenangkan, karena dalam prosesnya saya harus berhadapan dengan beberapa sisi kehidupan remaja yang unik dan menyenangkan. Saya juga kembali belajar banyak saat proses pengerjaan buku ini. Jadi benar-benar sebuah hal yang menyenangkan sekaligus membanggakan.

Ada kaitan antara buku pertama (Who Am I?) dan buku kedua (Love Is You!)?
Keduanya sangat erat kaitannya. Kedua buku ini mengkaji hal yang mirip meskipun memiliki esensi yang agak berbeda, yaitu tentang bagaimana cara kita mengenal dan mengetahui diri kita yang sebenarnya. Who Am I? mengkaji secara general, sementara Love Is You! menjelaskannya secara personal seperti apa hubungan dan interaksinya dengan orang lain.

Apa alasan Anda menulis buku Love Is You!?
Alasannya cukup sederhana. Banyak orang yang memulai dan menjalani sebuah hubungan, tetapi belum mengerti dengan baik makna dari hubungan yang mereka jalani. Ada beberapa prinsip dasar yang sederhana, tapi kadang mereka lupakan. Setiap orang memiliki definisi mengenai arti “cinta”, dan adalah sangat penting bagi mereka untuk mengerti dan mengenali seperti apa “cinta” yang mereka miliki. Dengan begitu, akan ada “kesadaran personal” tentang apa yang sebaiknya dikerjakan dan apa yang kudu dihindari.

Bisa sedikit jelas mengenai isi buku ini?
Love Is You! merupakan rangkuman dari tips dan personality test yang berkaitan dengan cinta dan pola interaksi, semuanya dikemas dalam bentuk permainan sederhana dan isian yang menyenangkan. Jadi, kita akan “merasa” bermain. Namun, di ending permainan kita akan mendapatkan jawaban tentang siapa diri kita, apa yang cocok untuk kita lakukan, dan beberapa tips yang berhubungan dengan pribadi kita. Test-nya sendiri mencangkup definisi cinta, tips move on, karakteristik cinta, cara PDKT yang sesuai, ciri pasangan yang cocok dengan pribadi kita, dan masih banyak lagi lainnya.

Kenapa memilih tema cinta?
Cinta itu universal. Cinta itu dibutuhkan semua orang. Dan, setiap orang tidak bisa hidup bahagia tanpa cinta. Cinta itu general, bisa cinta pada pasangan, orangtua, bahkan pada Tuhan. Namun, seringkali banyak remaja memiliki pemahaman yang kurang pas tentang cinta, atau bahkan tergesa-gesa menyatakan cinta. Nah, jadi kita perlu mengenali terlebih dahulu, arti sebenarnya cinta yang kita pahami. Banyak remaja yang menolak menerima masukan dari orang lain dan menggangap cintanya berbeda. Oleh karena itu, buku Love Is You! Dibuat untuk memudahkan mereka memetakan rasa cinta yang mereka miliki, sekedar main-main atau serius. Buku ini juga digarap secara terbuka. Maksudnya, setiap orang berhak bercermin dan memandang dirinya sendiri, berhak memutuskan tanpa dihakimi oleh orang lain. Jadi, setiap orang memiliki jawaban yang berbeda bergantung pada suasana yang mereka hadapi. Tidak ada hal yang saklek, benar atau salah. Yang ada, cinta itu relatif untuk setiap orang. Bisa jadi, cinta si A tidak sama dengan cinta yang dirasakan si B, misalnya. Buku ini dibuat menyerupai tes atau kuis, sehingga mereka bisa mendefinisikan kesimpulannya sendiri-sendiri, tanpa merasa dihakimi, dan tanpa disalahkan. Kira-kira, seperti itu.

Dari mana ide untuk menulis buku ini?
Ide penulisannya berangkat dari fenomena remaja yang mendominasi pola perilaku di media sosial. Ada sebagian yang muncul dari rangkuman pertanyaan para followers. Jadi, apa yang sering diajukan di akun @PsikologID kemudian dilakukan pembahasan ilmiah dan observasi sederhana, lalu diujicobakan ke sekumpulan sample yang kami pilih secara acak. Selanjutnya, melihat respon dari para responden. Setelah validitas menunjukkan respon positif, baru kami merasa pede untuk memunculkan rangkaian tes tersebut ke dalam buku Love is You!

Apa keunikan buku ini?
Tidak banyak buku psikologi yang menyajikan permainan yang menyenangkan untuk remaja. Namun, di semua buku @PsikologID, kami berupaya untuk mengkhususkan diri untuk memantau perkembangan psikologi di kalangan para remaja dan dewasa awal. Meski, tidak menutup kemungkinan untuk orang dewasa juga bisa membacanya. Jadi, konten buku tidak terlalu “berat” untuk dibaca. Dan kami pastikan, buku ini bisa menyenangkan untuk dibaca. Pembaca tidak akan dibuat terhakimi, merasa dipojokkan, apalagi merasa disalahkan. Kami membiarkan definisi tentang ‘cinta’ terasa unik di setiap pembaca. Ending-nya, kami berharap mereka menemukan konsep yang lebih baik mengenai arti cinta, secara tidak langsung, mereka memiliki kesadaran secara personal, apa yang baik untuk mereka, ataupun apa yang kurang pas. Nah, di sisi lain, ilmu psikologi sendiri terdengar cukup berat dan terkesan ilmiah. Inilah upaya kami untuk mengenalkan bahwa ilmu psikologi terasa mudah, gampang, dan menyenangkan. Di dalam ilmu psikologi ada pembahasan bagaimana pola pemahaman diri dan interaksi dengan pihak lain.

Bagaimana respons pembaca—khususnya remaja—terhadap buku ini? Apakah sama dengan buku sebelumnya?
Sangat baik, bahkan di beberapa toko buku dipajang dalam deretan rak best seller dan bahkan ada beberapa toko buku yang kehabisan stok buku ini. Itu berarti sebagian besar remaja dan masyarakat mengerti apa yang mereka butuhkan, dan juga tertarik terhadap pembahasan psikologi yang ringan, tapi bisa membuat mereka belajar dari apa yang sederhana itu sendiri.

Menurut @PsikologID, apakah cinta itu sendiri bisa ditakar atau dinilai dari personality test seseorang? Jika bisa, apa kaitan antara keduanya?
Cinta sulit untuk ditakar, tapi bisa dikenali melalui respon, perilaku, kecenderungan kebiasaan kita dalam menjalin sebuah hubungan. Jadi di sini, kami mencoba memetakan permasalahan cinta, terutama dikalangan remaja, mengkaji secara mendalam, melakuakan riset dan observasi, lalu menerjemahkan semua respon tersebut sebagai sandaran awal untuk menjelaskan pola kepribadian dan cinta seseorang. Tentu saja, kami perlu berhati-hati karena pada dasarnya ego setiap manusi itu paling benci dikritik. Nah, kami mencoba dengan segala cara untuk tidak membuat responden atau pembaca seolah menjadi “tersangka.” Ini hal yang paling kami hindari karena setiap orang memiliki persepsi dan definisi sendiri tentang cinta.

Bagaimana proses kreatif di balik pembuatan buku kedua ini?
Ada beberapa unsur yang ada di dalam buku ini, yaitu pengetahuan psikologi umum secara ilmiah saya menggunakan teori Carl Jung dan Sigmund Freud, menggali kepribadian manusia melalui proses alam bawah sadar, dan juga responnya terhadap situasi. Kedua, dilakukan studi kasus dan juga angket terhadap kurang lebih 250 responden remaja dan dewasa awal secara acak, dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, kemudian diujicobakan dan melihat kevalidannya. Kami lakukan berulang-ulang untuk memperbaiki beberapa error atau kesalahan hingga responnya benar-benar valid. Proses terakhir adalah menerjemahkan semua tes tersebut ke dalam bentuk populer, bahasa yang sederhana, penyajian yang sederhana, dan tentu saja menyenangkan bagi semua orang.

Apa harapan Anda dengan hadirnya buku kedua ini, khususnya bagi para remaja?
Harapan kami, mereka mulai memiliki kesadaran dan konsep yang lebih baik mengenali diri mereka sendiri, tentang interaksi dengan orang lain, seperti bagiamana menjalin sebuah hubungan. Endingnya, mereka akan memiliki pemahaman pada perilaku, sehingga secara sadar bisa menggolongkan, mana perilaku yang baik untuk dilakukan. Dan, mana prilaku yang tidak baik, atau perlu dihindari, atau perlu segera dihentikan karena sebenarnya perilaku itu tidak cocok pada diri mereka. Di sisi lain, buku ini mudah-mudahan menumbuhkan ketertarikan para remaja untuk mengenal ilmu psikologi. Bila semula mereka ogah karena menganggap psikologi sebagai ilmu yang berat, teoritis, dan sulit mengerti, kini mereka punya persepsi baru ternyata ilmu psikologi itu menyenangkan dan mudah. ?


beli-ebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *