Teror dan pembunuhan mengusik ketenangan kota London. Pembunuhan brutal ini menimpa perempuan-perempuan yang suka mabuk dan berkeliaran di malam hari. Saat ditemukan, terdapat petunjuk berupa secarik kertas berbentuk segitiga bertuliskan ‘Si Penuntut Balas’ menggunakan tinta merah.
Markas kepolisian London pun dibuat ketar-ketir dengan adanya pembunuhan ini. Seluruh personilnya diturunkan untuk mengusut dan berjaga-jaga di malam hari. Hasilnya tetap saja nihil. Si penuntut balas belum juga tertangkap, bahkan pembunuhan pun tetap terjadi.
Di waktu yang bersamaan, kediaman keluarga Bunting mendapati penyewa kamar yang cukup aneh. Ia seorang lelaki bertubuh tinggi dan kurus. Lelaki bernama Sleuth itu cukup aneh dan misterius. Kebiasaannya berkeliaran di malam hari dan wajahnya yang pucat menambah kesan misterius dalam dirinya.
Kejanggalan demi kejanggalan pun mulai terkuak. Namun, tak ada seorang pun dari keluarga Bunting yang mencoba untuk mengungkapkan keanehan itu. Mungkinkah Sleuth ada kaitannya dengan si penuntut balas?
Temukan jawabannya dalam novel The Lodger yang diterbitkan oleh Tangga Pustaka. Novel terjemahan yang ditulis oleh Marie Belloc Lowndes ini diambil berdasarkan kasus “Jack The Ripper” yang terjadi di London.
Rentetan pembunuhan terjadi sejak 3 April 1888 hingga 13 Februari 1891 dengan jumlah korban sebelas orang. Seluruh korban umumnya PSK atau perempuan yang gemar minum alkohol, lalu dimutilasi dengan cara yang sangat menyeramkan. Peristiwa itu dikenal dengan “Pembunuhan Whitechapel”.
Hingga kini, sosok Jack The Ripper sebagai pelaku tunggal peristiwa itu belum diketahui secara pasti. Begitu pun dengan dengan motif tindakan kriminalnya. Meski belum terungkap, legenda Jack The Ripper tetap dipercayai keberadaannya. Novel ini adalah salah satu versi kisahnya.
Menegangkan, penuh misteri, dan membuat penasaran. Selamat membaca!