"Dua tahun yang lalu, saya bertemu dengan Ibu. Dan, Ibu menganjurkan agar saya mengganti bentuk tulisan dan tanda tangan agar terlihat lebih melengkung. Pada saat itu, karier saya tidak bersinar. Jangankan menikah, punya pacar saja belum pernah. Setelah saya melakukan apa yang disarankan Ibu, perubahan besar dalam hidup saya terjadi. Sekarang, saya memiliki karier yang baik dan sudah berkeluarga. Ini sebuah keajaiban, dan terjadi pada saya. Terima kasih, Bu Mita."
Demikian ungkap salah seorang klien Ibu Mitta Rosette T., penulis buku “Step by Step Menganalisis Karakter & Potensi Melalui Tulisan Tangan” di dalam e-mailnya. Ungkapan ini menjadi salah satu bukti bahwa tulisan tangan memiliki pengaruh terhadap kepribadian seseorang sehingga memicu potensi yang dimilikinya.
Mungkin di dalam benak Anda timbul pertanyaan, mungkinkah itu? Seberapa logisnya? Penulis menjelaskan bahwa bentuk tulisan tangan merupakan alat ukur yang tidak dapat berbohong karena berasal dari alam bawah sadar. Kecuali, jika kita mampu mengontrol proses syaraf-syaraf pusat dalam sistem tubuh dan pikiran bawah sadar. Ibarat komputer, tulisan tangan merupakan hasil printout dari format cara berpikir kita.
Dengan demikian, jika kita mengubah bentuk tulisan secara permanen, kita harus mengubah format cara berpikir kita. Jadi, yang dianalisis adalah bentuk, bukan isi tulisan, karena isi tulisan cenderung dapat direkayasa. Analisis tulisan tangan bisa dianalogikan dengan sidik jari dan DNA yang merupakan sesuatu yang unik dan berbeda bagi setiap orang.
Bahkan, di Pengadilan Tinggi Australia analisis tulisan tangan telah diakui dan digunakan sebagai data analisa kejahatan. “Kebanyakan dari studi yang telah dilakukan, menunjang validitas dan akurasi dari analisis tulisan tangan. Lebih jauh, ada sejumlah studi yang cukup banyak dilakukan dan telah membuktikan kesuksesan graphology dalam menilai orang sehingga kita harus menerima bahwa analisis tulisan tangan adalah sesuatu yang valid,” tegas David Lester, Ph.D di dalam The Psychological Basic of Handwriting Analiysis.
Selanjutnya, bagaimana jika seseorang yang tidak memiliki latar belakang psikologi dapat menganalisis tulisan tangan? Dari 20.000 anggota graphologist di Amerika Serikat, mayoritas menerima sertifikat melalui kursus korespondensi dan tidak mengharuskan pesertanya lulusan psikologi. Ibu Mita sendiri adalah seorang lulusan SI Sastra Prancis, tidak memiliki sama sekali latar belakang pendidikan psikologi. Namun, hanya dalam waktu singkat, kini ia telah menjadi seorang certified graphologist.
Tentu saja Anda pun bisa melakukannya. Hanya bermodalkan 1 lembar kertas polos tanpa garis, ballpoint, dan tulisan apa saja yang Anda ingin tulis, kurang lebih sepuluh baris, dan disertai tanda tangan di bawahnya, Anda sudah bisa membaca karakter dan potensi si penulisnya.
Melalui tahapan-tahapan yang terdapat di dalam buku terbitan Tangga Pustaka ini, seperti margin, baseline, spasi, slant (kemiringan), ukuran, bentuk, three zones, tekanan, kecepatan, koneksi, kapital, tanda baca, tandatangan, dan jenis-jenis huruf i, t, a, e, dan k, Anda sudah bisa membuat kesimpulan tentang karakter dan potensi seseorang melalui tulisan yang dibuatnya.
Namun, bagaimana jika kita ingin mengubahnya? Ubahlah jenis tulisannya sesuai dengan jenis-jenis tulisan menurut karakter ideal yang kita harapkan. Tertarik mencoba? Segera baca bukunya!
Contoh karakter & potensi penulis jenis huruf “a”
Huruf "a" terbuka di atas mengindikasikan Anda seorang yang fasih dalam berbicara, bahkan kadangkala Anda berbicara tanpa terlebih dahulu berpikir apa yang akan dibicarakan. Namun, bukan berarti Anda ekspresif bila huruf Anda miring ke kiri. Mungkin Anda kurang ekspresif, tetapi pada saat tertentu bila diperlukan, Anda akan sangat fasih berbicara mengemukakan ide dan pendapat.
Huruf "a" terbuka di bawah mengindikasikanr Anda suka berargumentasi dikuatkan dengan huruf “t” berbentuk segitiga.
Huruf "a" tertutup rapat mengindikasikan Anda cenderung tertutup dalam hal yang berhubungan dengan perasaan (indikasi ini diperkuat dengan jarak spasi antarkata yang lebar). Terkadang Anda enggan berbicara, tetapi cenderung ingin dimengerti. Apabila hal ini terjadi, tidak mudah bagi orang sekitar untuk mengerti perasaan Anda yang sesungguhnya. Cobalah untuk lebih membuka diri.