Belajar bahasa tanpa mempelajari budayanya tidaklah cukup, karena bahasa dan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Budaya suatu bangsa tercermin dari bahasanya. Demikian juga dengan bahasa Jepang. Di negara yang terkenal dengan sebutan negara “sakura” ini, bahasa terikat dengan tata krama yang membingkai masyarakat dalam pergaulannya. Karenanya, untuk mengerti dan memasuki pergaulan di Jepang yang masih melestarikan budayanya mesti memahami pula bahasa yang digunakan.
Nah, untuk menunjang kebutuhan tersebut, Ucu Fadhilah sengaja menyusun buku 3 in 1 Cepat Lancar Percakapan Pariwisata Sehari-hari Bahasa Jepang – Inggris – Indonesia. Buku percakapan trilingual (3 in 1) ini sengaja dikemas sedemikian rupa dengan memadukan aspek budaya dan bahasa. Tujuannya, agar pembaca dapat mempelajari bahasa Jepang sekaligus dapat menangkap “kandungan budaya” yang tersirat dalam setiap percakapan.
Topik yang diambil cukup beragam. Mulai dari pengenalan budaya tradisional, seperti upacara minum teh, daerah wisata, homestay di rumah orang Jepang, hingga teknologi transportasi yang canggih, seperti kereta supercepat shinkansen. Keragaman topik yang diangkat disertai dengan situasi yang melatarbelakanginya, memungkinkan pembaca dapat melihat Jepang dari berbagai sisi dan merasakan secara langsung situasi kejepangan tersebut.
Pengenalan daerah wisata dalam buku ini sangatlah terbatas, yakni berkisar di wilayah Kota Sakai, yang terdapat di perfektur Osaka dan sekitarnya karena Sakai merupakan salah satu kota pelabuhan terbesar dan terpenting sejak abad pertengahan dan telah menjalin hubungan perdagangan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia di antaranya adalah Provinsi Banten. Meskipun demikian, pembaca akan mendapat cukup banyak informasi yang bisa dijadikan bekal dalam melakukan kunjungan ke Jepang.
Melalui buku yang diterbitkan Tangga Pustaka ini, pembaca diajak untuk mengikuti alur pembicaraan tiga orang tokoh, yakni dua orang pembelajar bahasa Jepang dan satu tokoh orang Jepang. Diawali dengan kedatangan mereka di bandara dan dilanjutkan dengan pengalaman tokoh-tokohnya secara langsung dalam berbagai situasi. Percakapan yang digunakan berisi bentuk-bentuk kebahasaan yang sederhana, kosakata yang beragam, beserta ungkapan yang sering muncul dalam percakapan sehari-hari.