Mungkin setiap orang berharap dalam dirinya, “Saya ingin mapan dalam pekerjaan, bahagia, dan sukses menggapai cita-cita.” Karenanya, banyak orang yang bekerja keras siang dan malam untuk mendapatkan semua itu. Mereka juga mencari teori-teori dan motivasi pengembangan diri dan kariernya.
Namun, bagi Michael LeBoeuf, Ph.D cara-cara di atas tidaklah terlalu istimewa. Karena mekanisme hidup seperti di atas banyak membuang waktu dan tenaga untuk memperolehnya. Bagi dirinya, yang terpenting adalah bagaimana seseorang bekerja sedikit, tapi bisa memperoleh hasil yang lebih banyak. Atau dengan ungkapan lain, bagaimana dapat berprestasi lebih tinggi dengan tidak begitu banyak mencurahkan waktu dan tenaga.
Ia pun bahkan telah membaca dan mengkaji berbagai jenis buku, namun ia menyayangkan semuanya berisikan uraian mengenai cara bekerja secara mandiri dengan subjek yang diliput begitu luas. Pada umumnya hanya memberi petunjuk mengenai hal-hal seperti intimidasi, negosiasi, dan meditasi atau mengajarkan berusaha, bersenang-senang, dan berjuang menjadi orang nomor satu.
Akhirnya ia pun melakukan penelitian, berkonsultasi, dan menyelenggarakan seminar selama beberapa tahun. Ia menyimpulkan bahwa penyebab utama kegagalan manusia memperoleh hasil maksimal dan banyak memboroskan waktunya, di antaranya sebagai berikut.
1. Keengganan kita untuk menginvestasikan kerja sekarang untuk memperoleh imbalannya pada masa mendatang.
2. Keyakinan-keyakinan yang salah tentang pekerjaan yang sudah terlanjur tertanam di benak kita sejak masa kanak-kanak.
3. Ketidaktahuan atua keraguan dalam memutuskan apa yang sesungguhnya kita inginkan dari kehidupan ini.
4. Ketidakmampuan untuk mengelola waktu yang kita miliki.
5. Kehidupan yang terlalu disyarati dengan berbagai macam ketidaktahuan.
6. Citra diri yang lemah, rasa takut gagal yang relatif berlebihan, rasa bersalah yang terus menghantui, kekhawatiran tanpa alasan, amarah yang meluap-luap, dan berbagai emosi negatif lainnya yang hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga.
7. Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.
8. Ketidakmauan atau ketidakmampuan untuk melimpahkan atau mendelegasikan tugas dan wewenang secara bijaksana kepada orang lain.
9. Kegagalan atau keterbatasan kita dalam menjalin komunikasi.
10.Adanya konflik-konflik pribadi yang sesungguhnya tidak perlu terjadi.
Nah, dari sebagian daftar penyebab-penyebab di atas, ia menelurkan ide segar sebagai solusinya dalam mendobrak sistem kerja yang masih konservatif tersebut. Ia menguraikan metode-metodenya di dalam buku “Working Smart”. Gagasan-gagasannya bagaikan obat “penyakit” dari setiap sebab-sebab tersebut yang diuraikan secara sederhana, praktis, dan mudah dimengerti.
Ia lebih jauh menekankan agar Anda sabar dan tekun mempraktikkan rekomendasi-rekomendasi yang dikemukakan dalam buku terbitan Tangga Pustaka ini. Buku ini akan menjadi awal sebuah pengalaman baru yang akan memberi banyak manfaat. Bacalah dengan balpoint atau pensil di tangan Anda. Jika Anda menemukan saran yang cocok, segera tandai, garis-bawahi, atau bubuhkan catatan pinggir. Setiap kali Anda selesai membaca satu bab, buatlah konsep pokok dan langkah penghematan kerja yang cocok bagi Anda dan segera praktikkan.
Salam sukses…!