Mirip Dian Sastro
Suatu hari di sebuah bus kota, seorang pria kurang waras menegur Vina, "Mbak… Mbak… minta tanda tangan dong! Mbak Dian Sastro ?kan?". Dengan wajah memerah, Veny menjawab, "Bu… bukan Mas!". Namun, pria itu terus menatap si Vina dan berkata, "Alaaah, Mbak jangan boong deee. Dian Sastro ?kan?" Lagi-lagi Vina menjawab "Bukan Mas… bukan!" Lelaki itu tidak mau beranjak, malah terus memelototin Vina. Lelaki itu berseru agak keras sehingga seluruh penumpang bis menoleh ke arahnya, "Pasti Dian Satro deeh! Udah gak usah nyamar, tetep ketahuan kok!". Karena risih dilihatin seluruh penumpang, akhirnya Vina menjawab, "IYA… emangnya kenapa?" Mendengar jawaban itu, pria itu malah menatap Vina dalam-dalam, lalu berkata, "Tapi… kok nggak mirip ya?"
- Published in Humor
Pake Kaki Kiri
Paijo sudah bosan hidup di desa. Menurutnya, jika ingin hidup senang, mesti hidup di kota besar. Jadilah Jakarta sebagai tujuan Paijo. Karena terlihat lugu dan polos, Dulloh teman Paijo memberi nasihat agar berhati-hati hidup di Jakarta. "Ingat Jo… di Jakarta itu tempatnya para penipu. Hati-hati… jangan mudah tertipu sama omongannya orang Jakarta. Di sana itu, banyak orang licik," begitulah nasihat Dulloh.
Setibanya di terminal Pulo Gadung, Jakarta, seorang awak bis yang melihat Paijo hendak turun mengingatkan, "Awas Mas… kaki kiri duluan, kaki kiri duluan!" Teringat akan pesan Dulloh, Paijo langsung berpikir, "Dasar orang Jakarta, dipikir aku orang bego apa! Pasti kondektur ini mau ngeboongin aku."
Melompatlah Paijo dari bus yang masih berjalan dengan kaki kanan terlebih dahulu. Akibatnya, Paijo jatuh terguling-guling. Begitu berdiri, Paijo langsung mengeluarkan kata-kata kasar, "Dasar orang Jakarta… semuanya tukang boong. Pake kaki kanan aja babak belur, apalagi pake kaki kiri!"
- Published in Humor
Pemburu dan Harimau
Sudah begitu lama si pemburu menelusuri hutan belantara, tetapi tidak kunjung mendapatkan hasil buruannya. Hampir setiap bidikan senapannya selalu meleset sehingga tidak ada seekor pun yang berhasil ia tangkap.
Karena kesal tidak mendapatkan seekor pun hasil buruan, si pemburu memutuskan untuk pulang. Sepanjang jalan dia menggerutu dan menembakkan senapannya ke angkasa untuk menghabiskan sisa-sisa pelurunya. Akibat suara bising dari bunyi senapan pemburu, ternyata membangunkan seekor harimau yang kelaparan. Dan, si raja hutan pun mengaum mendekati sumber suara.
Mendengar suara auman harimau, si pemburu mulai ketakutan. Ternyata persedian pelurunya telah habis dan pemburu lari terbirit-birit. Si harimau pun terus mengejar pemburu. Akhirnya, pelarian si pemburu terhenti di tepi jurang yang terjal. Dengan menggigil, si pemburu bersimpuh dan berdoa sambil memejamkan matanya. "Ya Tuhan, tolong selamatkan aku dari harimau ini. Aku tidak mau dimangsa oleh binatang buruanku sendiri. Selamatkan aku Tuhan." Setelah berdoa, si pemburu membuka matanya. Dan, alangkah terkejutnya karena si raja hutan itu juga bersimpuh di hadapan sang pemburu. Dengan PD-nya, si pemburu bertanya pada harimau, "Hai raja rimba, ngapain loe ikut-ikutan berdoa kaya gw. Emangnya… apa sich yang loe minta sama Tuhan?" Dengan santainya si harimau menjawab, "Gw lagi baca doa sebelum makan!"
- Published in Humor
Sejarah Lengkap Dalam Buku UUD ?45 & Perubahannya
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
(lebih…)
- Published in Berita
Anjing Galak
Seorang pria melihat seekor anjing sedang tidur berbaring di sebelah seorang tua yang sedang duduk dan membaca koran.
"Apakah anjingmu galak?" tanyanya.
"Tidak"
Namun, ketika si pria mencoba mengelusnya, si anjing dengan ganasnya menerkam tangannya, kemudian mengigitnya sampai berdarah-darah.
"Pak Tua! Kamu bilang, anjingmu tidak galak!" seru pria itu dengan nada suara yang tinggi.
"Memang iya. Itu ?kan bukan anjing saya!"
- Published in Humor
Lulusan Jempolan
Saking susahnya nyari kerjaan, akhirnya seorang lulusan ITB yang lumayan pandai terpaksa harus menerima tawaran untuk bekerja di Kebun Binatang Ragunan. "Yah… Apa boleh buat, daripada nganggur, kerja beginian… gak apa-apalah, yang penting halal," pikir pemuda itu.
Jadi, sejak hari itu, pemuda tersebut mulai bekerja di kebun binatang sebagai ?monyet-monyetan?. Sepanjang hari, ia harus betah mengenakan baju monyet, menggunakan topeng, sambil mengunyah pisang atau kacang rebus terus-terusan, dan jempalitan selincah mungkin untuk menarik perhatian pengunjung. Pokoknya… hampir tidak ada bedanya dengan monyet asli udah mulai punah.
Tak ayal lagi, pengunjung Kebun Binatang Ragunan langsung membludak karena ingin menyaksikan si monyet super yang konon tidak hanya lincah dan gesit, tetapi juga cerdas dan pandai berhitung! Jelas aja… lulusan ITB…!
Sayang sekali, yang namanya sial sulit dielakkan, kapanpun bisa menimpa. Sedang enak-enaknya jempalitan, tiba-tiba: "gedebuk….byuuuurrrr!" Sang monyet terjatuh ke dalam kolam yang berisi banyak buaya.
"Waduh, mati aku!" Begitu pikir pemuda sesaat setelah jatuh ke kolam buaya. Namun, di luar dugaan pemuda yang mengenakan jubah monyet, dari dalam mulut buaya yang terbuka lebar terdengar suara bisikan, "Gak usah takut Mas…! Kita senasib kok, semuanya pada lulusan kampus jempolan! Ada yang UI, IPB, Unpad, UGM, Brawijaya, Unair, dan kampus-kampus terkenal lainnya!"
- Published in Humor
- 1
- 2